Rabu, 02 Mei 2012

Kartini Modern, Positif atau Negatif?

0 komentar

            Pastinya semua orang sudah mendengar sejarah tentang Raden Ajeng Kartini. Bahkan sekarang anak TK sudah dikenalkan tentang perjuangan wanita mulia yang telah mengubah pandangan tentang wanita dan membebaskan wanita dari belenggu kemunduran. Jika tidak ada sosok Kartini, mungkin hingga sekarang tak ada wanita yang bisa sekolah. Bayangkan, betapa suramnya hidup wanita dalam kebodohan. Berkat perjuangan beliau, kini semua menjunjung tinggi emansipasi wanita. Wanita punya hak untuk belajar, dimuliakan derajatnya disamakan dengan laki-laki, wanita berhak untuk bebas dalam hidupnya dan berpartisipasi serta menentukan masa depan.
            Kini, kehidupan para wanita lebih cerah. Banyak sekali bibit unggul Kartini modern. Misal saja dalam setiap perlombaan atau kegiatan belajar di sekolah, mayoritas yang ikut berpartisipasi dan menjadi juara adalah kaum hawa. Bahkan juara kelas lebih banyak prosentase yang disabet oleh anak perempuan. Ini membuktikan bahawa wanita juga bisa berprestasi dan punya daya intelektual tinggi. Tak sedikit wanita yang bergelut di dunia karier, bahkan banyak pula yang melakukan profesi berat para lelaki. Inilah yang menjadi boomerang selama ini. Positif atai negatif kah?
            Setiap kehidupan itu seperti koin yang mempunyai dua sisi, selalu ada positif dan negatif. Wanita karier, jika dilihat dari segi sosial memang merupakan perilaku menyimpang. Karena banyak wanita yang memimpin para lelaki dan melakukan pekerjaan berat yang selayaknya dikerjakan kaum adam. Namun yang dikata penyimpangan tak berarti bersifat negatif, penyimpangan itu bersifat positif jika menciptakan inovasi dan daya kreasi baru serta mampu membawa perubahan lebih baik dari sebelumnya. Asalkan tetap ada pada garis aman kewajaran bahwa wanita punya derajat yang sama dengan lelaki, bahkan untuk melebihi laki-laki dalam arti penindasan kaum lelaki.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.