Setelah
melalui berbagai acara pembukaan, akhirnya tibalah acara yang dinanti-nanti dalam rangka lepas
pisah siswa siswi SMAKER hari Sabtu (28/04), induk dari rangkaian acara yang
dilaksanakan, prosesi. Pasukan pembawa panji-panji ekstrakurikuler berjalan
dengan langkah tegap pasti menuju di depan panggung. Seluruh hadirin diharap
untuk berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mengheningkan Cipta,
dan Mars SMAKER. Seluruh hadirin nampak sangat bahagia dan semangat saat
menyanyikan lagu-lagu tersebut. Lalu seluruh hadirin dimohon untuk duduk
kembali.
Keluar pasukan putih-putih dari Cagaskara
yang tegap dengan kilauan pedang pora dari joglo sekolah dan membentuk formasi
lurus berhadapan. Diiringi dengan tembang-tembang yang dinyanyikan oleh kak
Wiga, kak Yoyanda, dan Thalita, tembang-tembang dengan suara indah mereka
bertiga mempu menghipnotis hati hadirin hingga ikut terpaku dalam sakralnya
ritual ini. Masuklah gadis cantik dan pria tampan di antara hadirin, dengan
langkah yang lembut seolah menghayati segala yang terjadi kehidupan SMA dan
gaun kebaya yang membuat mereka semakin anggun dan berwibawa. Mereka berdualah
yang berhasil menjadi finalis Kangmas Mbakyu Nganjuk mewakili SMAN 1 Kertosono,
kak Arga dan Kak Bela, sungguh bak permaisuri dan raja. Berjalan melewati
pasukan pedang pora yang mengangkat pedang mereka saru persatu kala keduanya
melintas berdampingan.
Diiringi lantunan lagu yang bisa
menggetarkan hati, kak Arga dan kak Bela mencium bendera dan dibacakan
janji-janji mereka. Semua nampak menghayati betul acara prosesi itu. Setelah itu,
kak Arga dan kak Bela naik ke atas panggung untuk penyerahan tongkat estafet
dan rangkaian melati pada perwakilan adik kelas. Kali ini diiringi dengan puisi
syahdu dan menyentuh. Sesaat kemudian, 8 guru naik ke atas panggung diturutkan
8 siswa perwakilan kelas XII. Lagi dan lagi, semua dibuat haru saat 8 siswa
bersimpuh di hadapan guru-guru dihiasi puisi haru yang dibacakan oleh ibu Wiwik
Suryati.
Akhirnya naiklah kepala sekolah ke atas panggung.
Satu persatu perwakilan kelas XII tadi bersimpuh pada pak Mulyono beserta sang
istri juga dengan iringan puisi dan lagu oleh regu koor. Pak Mulyono melepas
topi SMA mereka dan ibu Mulyono memakaikan jas. Lalu, pak Mulyono dan istrinya
menerbangkan merpati putih sebagai simbol melepas siswa kelas XII untuk menatap
masa depan yang cerah. Tepuk tangan riuh dan senyuman mencuat saat
burung-burung merpati terbang bebas di angkasa. Setelah itu, 8 guru dan
perwakilan kelas XII turun dari panggung. Disambung pasukan pedang pora dan
pembawa panji dari ekstra Cagaskara, dan di belakang diikuti oleh wakil-wakil
dari kelas XII. Akhirnya , tuntas sudah ritual sakral prosesi dengan
kebahagiaan terpancar.
0 komentar:
Posting Komentar